Ketika Logika Mempermainkan Pemikiran
Assalamualaikum...Hanya sekedar ingin share apa yang saya pelajari hari ini ketika sedang duduk manis browsing sana-sini. Jangan pernah menganggap saya sok pintar, sok suci, sok alim atau sebagainya. Toh saya hanyalah seorang muslim yang bertugas berbagi pengetahuan dan berusaha mengingatkan. Kalaupun ada yang keberatan denga tulisan ini saya mohon maaf. Sekali lagi saya hanya bertugas berbagi dan mengingatkan, pada akhirnya semua terserah pada pembaca.
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel (silahkan baca artikel tersebut, Klik disini) bahwa wakil presiden Jusuf kalla meminta fatwa untuk memberhentikan pemutaran rekaman pengajian di masjid-masjid pada MUI, dengan alasan polusi suara dan tidak dapat pahala. Saat membacanya mungkin alasan dari pak JK ada benarnya ketika dipikir dengan logika. Tapi coba pikirkan sekali lagi, menurut saya hal itu sungguh bisa menambah pahala bagi pendengarnya. Menurut hadist yang pernah saya baca jangankan membaca, mendengarkan ayat suci Al-quran saja kita bisa mendapat pahala apalagi membacanya. Saya cuma bisa ngelus dada waktu ngebacanya.
Semoga MUI tidak meloloskan itu.
Bahkan ketua PGI (Persatuan Gereja Indonesia) menyatakan tidak masalah apabila di masjid-masjid diputar suara kaset pengajian. Lalu apa yang sebenarnya 'polusi suara' yang dimaksudk bapak JK? Apa beliau sudah bosan dengan suara pengajian? Apakah beliau sudah tidak ingin mendengarnya lagi? Saya tidak tau. Yang jelas dilingkungan kampung halaman saya tidak ada yang pernah terganggu. Justru dengan adanya suara pengajian tersebut saya jadi tau bahwa waktu sholat akan segera tiba dan saya bisa segera bergegas.
Berikut ini saya juga membaca tentang sebuah artikel yang ditulis oleh pengarang buku terkenal yang saya juga menyukai semua tulisan-tulisannya Darwis Tere Liye di fans page facebooknya. Dia menjelaskan sedikit mengenai logik dan ke-maha dahsyatan sebuah logika justru dapat (silahkan baca yang beliau tulis disini)menjerumuskan seseorang. Hari ini saya sungguh belajar bahwa banyak hal mengenai agama yang tidak dapat ditembus oleh logika. Kewajiban kita sebagai umat muslim adalah mejalankan sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Al-Quran. Tidak ada kompromi. Jadi jangan hanya gunakan logika untuk memahami ilmu agama, tapi gunakan pula hati nurani Anda. Sungguh hal itu agar Anda semua tidak terjerumus kedalam kemudharatan dan kekafiran. Aamiin..
Salam,
