Ibumu. Ibumu. Ibumu. Lalu Ayahmu

03.53 0 Comments A + a -

Assalamualaikum,

Si fulan bertanya kepada baginda Nabi Muhammad SAW tentang siapa yang harus ia kasihi dan hormati terlebih dahulu. Kemudian beliau menjawab :

" Ibumu, Ibumu, Ibumu, Lalu Ayahmu "
Itulah mengapa surga berada di telapak kaki ibu. Mengapa? Beliau adalah malaikat yang Allah turunkan ke bumi. Yang rela mengandungmu selama 9 bulan, tak kenal lelah membawamu kemana pun ia pergi. Setelah 9 bulan lamanya ia pula lah yang berjuang melahirkanmu menahan rasa sakit, berjuang hidu dan mati untuk membiarkanmu lahir dan melihat dunia. Kemudian beliau juga lah yang merawat dan membesarkanmu bersama seorang Ayah..
Jadi pantaskah kita durhaka kepadanya? Tanpa adanya pertanyaan inipun sudah jelas tidak pantas.
Apalagi sampai beliau berkata maaf kepada seorang anak. Pantaskah?
Sangat buruk. Meskipun seorang ibu tersebut berbuat kesalahan, apapun alasannya itu seorang anak tidak lah pantas mendapatkan ucapan maaf dari seorang ibu.
Jadi, ketika kita menyadari hal tersebut, bersimpulah dan meminta maaf atas kesalahanmu tersebut. Peluk beliau dan sampaikan maafmu. Karena akan datang penyesalan nanti ketika kamu tidak bisa melihat senyum diwajahnya lagi. Naudzubillah.

"Ibu, maafkan anakmu ini. Tanpa harus aku menyebutnya satu persatu kesalahan tersebut, karena sudah tidak terlampaui berapa banyak kesalahan yang aku perbuat kepadamu. Maafkan lah ibu. Sehatlah selalu, bahagialah selalu, tersenyumlah selalu."

Marhaban Ya Ramadhan

06.15 0 Comments A + a -



Assalamualaikum,

Alhamdulillah, bulan penuh berkah akan segera datang. Alhamdulillah untuk yang kedua adalah pemerintah menetapkan awal Ramadhan akan jatuh pada tanggal 18 Juni 2015 yang bersamaan dengan Muhammadiyah menempatkan awal ramadhan. Bersyukur sekali karena nanti pasti lebaran akan pada tanggal yang sama pula alhamdulillah :)

FYI, dalam keluarga saya sebenernya adalah penganut Muhammadiyah bukan karena keluarga besar dari pihak ayah saja sebagai alasan, tapi karena tuntunan-tuntunannya alhamdulilah (bukan berati kami tidak setuju dengan Nahdatul Ulama, karena pada dasarnya semua sama, tapi percayalah sampai kiamat nanti perbedaan akan selalu tercipta sesuai yang diterangkan oleh Al-Quran). Sedangkan keluarga besar Ibu penganut Nahdatul Ulama. Namun karena ibu menikah dengan ayah, dan sudah barang tentu seorang istri yang baik mengikuti semua keputusan imamnya, maka sejak saat itu ibu mengikuti dan menghormati keputusan ayah. Namun alhamdulillah perbedaan ini tidak pernah membuat keluarga dari ayah atau ibu menjadi berselisih paham, karena kami saling menghormati keputusan masing-masing.

Jadi sudah biasa dalam keluarga kami merayakan lebaran denga hari yang berbeda, untuk itu salah satu dari kami harus mengalah, atau mencari solusi terbaik untuk dapat berkumpul bersama bermaaf-maafan, dan saling menjaga tali silaturahim.

Ramadhan kali akan terasa berbeda bagi ku dan keluarga. Hal ini disebabkan aku dan kakak perempuanku yang harus terpisah jauh dari rumah. Aku di Malang sedangkan kakak di Jember, untuk urusan studi masing-masing. Kebetulan aku sedang magang atau praktik Industri sedangkan kakak harus mengikuti KKN. Ini adalah ramadhan pertamaku tanpa keluarga. Sedih rasanya. Semua akan terasa berbeda. apalagi aku baru bisa pulang saat H-7 lebaran, pun kakakku.
Hal kecil ini sering membuatku menangis malam-malam. Karena sebenarnya pada bulan puasa ini aku ingin fokus beribadah bersama keluarga, berkumpul bersama, tadarus, tarawih dan sebagainya. Dan semua keinginan indah itu akan sirna.
Entahlah akhir-akhir ini pikiran tentang keluarga terlalu mengusik dan banyak menyita perhatian dan pikiranku sejak aku membaca sebuah quote yang berbunyi "Karena umur ibumu belum tentu sepanjang waktu sibukmu, berbaktilah sebelum terlambat, sebelum datang penyesalan tiada guna ". Jujur setelah membaca itu aku menangis tiada henti. Apalagi setelah mengingat baktiku belum seberapa. Sungguh baktiku tidak ada apa-apanya. Kerjanya hanya menyusahkan tanpa bisa membalas. Tak jarang membantah perintah kedua orangtua. Dan pada saat itu juga aku berharap bisa selalu berada disamping mereka, disisa umur mereka, melihat mereka bangga, bahagia, tersenyum dengan usahaku. Maka dari itu kenapa jauh dari mereka membuatku menjadi sangat sedih. Biarlah banyak orang berkata sikap seperti ini terlalu manja. terlalu penakut, dan terlalu lain-lainnya. Sudah biarlah. Bukankah setiap manusia memiliki jalannya masing-masing untuk dapat membahagiakan orang yang dikasihinya?

Semoga Allah selalu melindungi kedua orang tuaku. 
Aamiin.

Ketika Logika Mempermainkan Pemikiran

04.33 0 Comments A + a -

Assalamualaikum...
Hanya sekedar ingin share apa yang saya pelajari hari ini ketika sedang duduk manis browsing sana-sini. Jangan pernah menganggap saya sok pintar, sok suci, sok alim atau sebagainya. Toh saya hanyalah seorang muslim yang bertugas berbagi pengetahuan dan berusaha mengingatkan. Kalaupun ada yang keberatan denga tulisan ini saya mohon maaf. Sekali lagi saya hanya bertugas berbagi dan mengingatkan, pada akhirnya semua terserah pada pembaca.

Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel (silahkan baca artikel tersebut, Klik disini) bahwa wakil presiden Jusuf kalla meminta fatwa untuk memberhentikan pemutaran rekaman pengajian di masjid-masjid pada MUI, dengan alasan polusi suara dan tidak dapat pahala. Saat membacanya mungkin alasan dari pak JK ada benarnya ketika dipikir dengan logika. Tapi coba pikirkan sekali lagi, menurut saya hal itu sungguh bisa menambah pahala bagi pendengarnya. Menurut hadist yang pernah saya baca jangankan membaca, mendengarkan ayat suci Al-quran saja kita bisa mendapat pahala apalagi membacanya. Saya cuma bisa ngelus dada waktu ngebacanya.
Semoga MUI tidak meloloskan itu.
Bahkan ketua PGI (Persatuan Gereja Indonesia) menyatakan tidak masalah apabila di masjid-masjid diputar suara kaset pengajian. Lalu apa yang sebenarnya 'polusi suara' yang dimaksudk bapak JK? Apa beliau sudah bosan dengan suara pengajian? Apakah beliau sudah tidak ingin mendengarnya lagi? Saya tidak tau. Yang jelas dilingkungan kampung halaman saya tidak ada yang pernah terganggu. Justru dengan adanya suara pengajian tersebut saya jadi tau bahwa waktu sholat akan segera tiba dan saya bisa segera bergegas.

Berikut ini saya juga membaca tentang sebuah artikel yang ditulis oleh pengarang buku terkenal yang saya juga menyukai semua tulisan-tulisannya Darwis Tere Liye di fans page facebooknya. Dia menjelaskan sedikit mengenai logik dan ke-maha dahsyatan sebuah logika justru dapat  (silahkan baca yang beliau tulis disini)menjerumuskan seseorang. Hari ini saya sungguh belajar bahwa banyak hal mengenai agama yang tidak dapat ditembus oleh logika. Kewajiban kita sebagai umat muslim adalah mejalankan sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Al-Quran. Tidak ada kompromi. Jadi jangan hanya gunakan logika untuk memahami ilmu agama, tapi gunakan pula hati nurani Anda. Sungguh hal itu agar Anda semua tidak terjerumus kedalam kemudharatan dan kekafiran. Aamiin..

Salam,

Magang-ing Anak TI (Tak Semanis Kelihatannya)

06.45 0 Comments A + a -

Assalamualaikum...
 Hari ini saya masih duduk manis di kantor tempat saya magang dengan tak lupa berharap sebulan kedepan akan berlalu dan terasa cepat.
Akhir-akhir ini saya diserang kebosanan yang maha dahsyat setelah membuat 1 program untuk kantor ini. Bagaimana bisa?
Sebenarnya saya dan tim PI (Praktik Industri) saya diminta membuat sebuah program yang pada dasarnya digunakan untuk menginputkan data pelanggan.
Awal mendengar, spekulasi yang berputaar diotak saya adalah 'sepertinya ini mudah', setelah meminta rincian-rincian apa saja yang dibutuhkan dan harus ada pada program, kami menyanggupi dan berusaha untuk melaksanakan proyek ini, dan ketika kami ditanya waktu yang kami butuhkan kami menjawab 'In Shaa Allah 2 minggu pak'.
Dan benar saja setelah kami berusaha membuatnya (FYI : program dibuat menggunakan Visual Studio 2010 framework 4) baik di kantor maupun di kos, tanya sana sini ketika kami menemukan error coding, dan finally program kelar nggak samapai 14 hari. Oke saatnya demo program.
Saat demo selesai, ada banyak komponen yang missing, karena bapak pembimbing tersebut lupa memberika rincian program secara detail. Jadilah kami banting tulang, putar otak, membetulkan program dan menambah ini-itu agar sesuai permintaan..
Pembetulan program ini memakan waktu yang cukup lama, dan hampir membuat saya dan tim merasa gila. Banyak sekali coding-coding yang belum pernah kami coba dan temui yang harus dimasukkan ke dalam syntax program (Alhamdulillah menambah ilmu meskipun gila dibuatnya). Belum lagi error sana-sini karena yaaa jujur saja level pengetahuan kami mungkin masih sangat minim. Tekanan semakin menjadi ketika Bapak pembimbing selalu menanyakan progress kerja kami, ditambah lagi rasa 'sungkan' yang semakin menjadi karena membetulkan program ini ternyata memakan waktu yang sangat lama.
Semakin bingung, semakin frustasi, mulai pula bermunculan ketegangan-ketegangan diantara kami sesama tim karena mungkin kami mencoba-coba sehingga membuat program bukannya selesai tapi malah smakin banyak error. Yaaa meskipun saya tau teman-teman sedang berusaha untuk menyelesaikannya..

Wahai Saudara Seimanku (2)

04.43 0 Comments A + a -

Assalamualaikum..

Setelah kemarin saya memposting tentang suku Rohingnya, Malam ini saya akan memposting tentang sejarah singkat suku Rohingnya dan bagaimna bisa mereka mengalami penderitaan hingga saat ini.

Hari ini saya seperti biasa duduk dan mengerjakan pekerjaan di kantor tempat saya magang (sebut saja Praktek Kerja Industri dengan bobot 4 sks yang merupakan mata kuliah wajib) di Redaksi surat kabar Malang Post (merupakan anak perusahaan Jawa Pos Group).
Karena disini saya ditugasi untuk membuat sebuah program yang sangat rumit, terkadang disaat banyak error, membuat saya ingin lari sejenak (baca : Mengakses social media) untuk merefresh otak sebentar, dan seperti biasa saya mengecek akun facebook saya.
Pada saat saya mengecek beranda itulah saya menemukan salah satu teman saya me-share sebuah artikel yang membahas secara singkat tentang asa-usul suku rohingnya, judulnya 'Sejarah Umat Islam di Rohingnya'. FYI, berikut ini link dari berita itu, semoga dapat membuka mata kalian para pembaca tentang apa dan bagaimana sebuah peristiwa terjadi, sehingga kalian tidak  menjudge tanpa mengetahui. CLICK HERE!

Semoga informasi tadi dapat bermanfaat.

Salam,

Wahai Saudara Seimanku

04.54 0 Comments A + a -

Assalamulaikum,

Akhir-akhir ini kita banyak mendengar tentang nasib buruk yang menimpa saudara seiman kita yang berada di Myanmar. Ya, suku Rohingnya. Suku Rohingnya adalah salah satu suku yang mendiami Negara Myanmar yang memeluk agama islam. Hidup ditengah kaum yang mayoritas beragama budha dan menjadi kaum minoritas disana membuat suku ini terancam.
Entah darimana asal usulnya sehingga terjadi perpecahan dalam negara tersebut sehingga membuat suku minoritas ini hidupnya terancam.
Telah banyak berita yang beredar bagaimana dengan beringas mereka di dzalimi atas dasar alasan yang tidak jelas. Mereka dibantai, dibunuh secara keji, dibakar hidup-hidup, diperkosa, dan diperlakukan semena-mena oleh saudara senegaranya sendiri.
Yang lebih membuat miris adalah pemerintah Myanmar sendiri menolak mengakui suku ini dan secara terang-terangan mengusir suku ini dan meminta negara lain yang ingin mengurus mereka.
Mereka diusir dengan tidak manusiawi, dibiarkan terombang-ambing dilautan lepas dengan perbekalan yang tidak memadai. Banyak dari mereka yang tidak mampu bertahan yang akhirnya meninggal dunia dan jenazahnya dibuang dilaut.
Sempat berlabuh dibeberapa nagara seperti Thailand, Malaysia, dan bahkan Indonesia untuk mencari perlindungan dan pertolongan, mereka malah ditolak di negara-negara tersebut. Ya meskipun akhirnya Indonesia mau menerima mereka dan menolong mereka.
Entah apa yang ada dipikiran para pemerintah yang sempat menolak mereka.
Suku Rohingnya manusia. Mereka sama-sama lahir dengan hak hidup yang diberikan oleh Allah sama seperti kita. Masihkah dunia barat, menyebut kaum muslim teroris setelah melihat kenyataan bahwa umat muslim sendiri menjadi korban. Dimana andil Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)? Bukankah seharusnya mereka menjembatani negara-negara yang berseteru? Kenapa badan ini tidak dibubarkan saja? Toh mereka tidak bisa menyelamatkan kaum muslim yang terdzalimi.
Bukan suku Rohingnya saja. Tentu masih ingat sampai sekarang bagaimana PBB tidak bisa berkutik dalam menyelamatkan nyawa-nyawa tidak berdosa di Palestina, bahkan hingga detik ini.
Dimana keadilan? Saya yakin denga teramat, bahwasanya semua agama dimuka bumi ini mengajarkan tentang keadilan, kebajikan, dan hak asasi manusia. Lalu kenapa bisa hal seperti ini masih bisa terjadi? Bahwasanya pada Tuhan nya saja mereka membangkang, bagaimana dengan sesama manusia?

Jujur saya teramat sedih ketika tidak jarang saya memikirkan hal ini ketika malam-malam, ketika senggang dan seketika pikiran-pikiran ini menyerang cerebelum saya dengan membabi buta.
Bukan hanya sedih memikirkan bagaimana rasanya berada diposisi mereka. Merasakan kesedihan yang mendalam melihat Ibu Bapak mereka meninggal didepan mereka, sanak saudara, sahabat dan kerabat. Hidup dengan kekhawatiran ketika mereka harus menghadapi kenyataan bahwa hidup mereka akan berhenti dengan sekali tembak, dengan sekali ledakan. Bahkan untuk tidur saja mereka harus bepikir ulang takut kalau-kalau serangan datang tiba-tiba dan dapat mengakhiri hidup mereka kalau saja sampai mata mereka terpejam barang 1 atau 2 menit.
Kesedihan lain yang saya rasakan, yang seringkali membuat saya merasa berdosa adalah, betapa saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong mereka. Untuk menghentikan serangan-serangan itu, untuk bernegoisasi dan menghentikan pembantaian yang tidak manusiawi tersebut.

Wahai saudaraku, percayalah Allah tidak tidur. Dia Maha Melihat. Sungguh Allah telah menyiapkan surga untuk kalian. Khusnul khotmah In shaa Allah.
Allah akan membalas semua perbuatan keji itu. Semoga Allah selalu melimpahkan kesabaran dan keikhlasan untuk kalian semua.
Salam dariku,
Teruntuk saudara seiman ku, Suku Rohingya dan rakyat Palestina.