Mau Kemana Jalan Hidupmu?

05.11 1 Comments A + a -

Assalamualaikum,
"Tidak ada yang salah dalam memiliki mimpi yang tinggi, yang salah adalah ketika kita tidak pernah mencoba dan berusaha meraihnya."
Pernah kan kita berpikir kalau kita sekarang sedang berpijak pada pijakan yang salah?
Sering mungkin.
Hal ini yang saat ini sedang aku pikirkan disela-sela malam menjelang tidur, disaat frustasi mengerjakan tugas yang tidak pernah ada ujungnya, disaat melihat kesuksesan teman-teman lainnya.

Perasaan seperti ini semakin menjadi ketika mengerjakan tugas jaringan atau program dengan beribu-ribu error yang notabene tugas mahasiswa informatika yang saat ini sedang susah payah aku pijak untuk bisa sukses di jalur ini. Pikiran-pikiran seperti "Ah terang aja aku ga bisa, sejak awal emang gak kepikiran mau masuk jurusan ini" atau "Ya maklumlah bukan bidangku" bahkan membela diri dengan "Pantes aja lawannya anak SMK yg udah 3 tahun belajar ginian".
Tidak sedikit juga teman yang nanya "Lha terus kenapa ambil jurusan ini?"

Oke awalnya perhitunganku aku anggap matang. Awalnya, dan semoga sampai akhir akan selalu begitu.
Jadi begini, bisa dibilang mulai dari SD aku cukup expert dibidang mata pelajaran eksak seperti Matematika, IPA, biologi dan apalah apalah itu yang berhubungan dengan MIPA. Sampai pernah juga menjuarai lomba olimpiade MIPA walaupun berhenti di tingkat provinsi.
Hal ini masih terus berlanjut sampai SMP meskipun kemampuan sedikit menurun karena materi yang semakin rumit. Namun semua itu berubah ketika mulai menginjak SMA. Ketertarikanku tentang MIPA sedikit berkurang, Hanya pada pelajaran Biologi aku mencintainya dengan teramat. Sedangkan Matematika ya bolehlah, Fisika ayok, tapi jangan ditanya untuk Kimia. Membayangkan saja rasanya mual.

Dan sampai saat tiba kelas 3 SMA dimana aku harus mulai menentukan jalan masa depanku. Oke lupakan soal MIPA, daripada mengambil jurusan itu aku lebih memilih jurusan seni terapan. Entahlah sejak kelas 3 SMA aku mulai tertarik dengan Desain Komunikasi Visual (DKV). Memang sejak kecil aku suka teramat dalam dengan seni, dulu saat anak-anak lebih memilih menjawab pertanyaan "Apa cita-citamu" denga jawaban ingin menjadi dokter atau polisi, aku saat itu justru menjawab ingin menjadi desainer atau arsitek. Tapi kenapa malah sekarang ada disini?

Pada saat itu orang tua ku menyetujui aku memilih jurusan DKV meskipun agak berat. Sempat beberapa kali aku kebingungan memilih jurusan. Sebenarnya orang tua tidak mempermasalahkan apa pilihanku saat itu, beliau hanya ingin aku kuliah ditempat yang tidak begitu jauh dari kota asalku. Ya bisa dibilang orang tua ku adalah tipe yang protektif pada anaknya, apalagi aku adalah anak bontot dan terlahir sebagai anak perempuan. Mereka menyerahkan semua keputusan seluruhnya pada ku untuk jurusan apa yang nanti ingin aku ambil. Hanya saja beliau memintaku untuk kuliah di kota Malang atau kota Jember yang tidak begitu jauh jaraknya dari Lumajang daerah asal ku. Aku sempat protes. Karena jurusan DKV yang berprospek bagus adalah di ITS menurutku, dan di ITS banyak sekali teman-teman SMA ku. Namun setelah beberapa hari aku berpikir bahwa ridho Allah terletak pada ridho kedua orang tua, akhirnya aku berusaha ikhlas menerima keputusan kedua orang tuaku.
Dan disinilah aku akhirnya di tempat yang sesungguhnya memimpikannya saja dulu aku tidak pernah. Ya teknik informatika, disini lah sekarang aku berpijak. Keluar jalur dengan membabi buta dari cita-cita ku pada mulanya.

Panjang ceritanya kenapa sampai bisa aku sekarang ada disini. Mungkin suatu saat akan aku ceritakan bagaimana awal mulanya.
Pada dasarnya postingan ini hanya ingin menegaskan bahwa,
"Ketika Allah tidak memberikan apa yang kau inginkan, bukan berarti Dia tidak menyayangi kita tapi Dia menjawab dengan 3 hal, Nanti, Ini, Aku punya yang lebih baik. Jadi percayalah jalan yang diberikan oleh Allah lebih indah. Allah hanya akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan"
Semoga aku bisa sukses lewat jalan yang Allah berikan padaku. Atau Allah punya jalan lain untukku nanti? Entahlah. Yang jelas apapun itu nanti aku percaya bahwa itu adalah jalan yang terbaik yang diberikan Allah kepadaku. Aamiin.

Salam,

1 komentar :

Write komentar
Unknown
AUTHOR
16 September 2015 pukul 07.27 delete

Man Jadda Wa Jadda. Siapa yang bersungguh-sungguh ia akan berhasil. Iya, ia akan berhasil. Saya ulangi lagi. Ia akan berhasil. Jika boleh saya berpendapat, makna berhasil disini, tidak menuntut seseorang suka atau tidak terhadap sesuatu yang dikerjakannya (pada awalnya). Yang penting dia bersungguh-sungguh dalam melakukannya. InsyaAllah keberhasilan akan menyertainya, Bismillah. Kita ambil contoh saja anda. Anda yang sebenarnya tidak ingin kuliah di jurusan PTI, namun nasib sudah mengantar anda ke jurusan itu. Mungkin awalnya anda itu akan malas jika belajar tentang TI, tentu itu semua karena TI bukan minat anda. Tapi percayalah, kalau kita bersungguh-sungguh dalam melakukannya, InsyaAllah kita akan bisa berhasil. Bismillah :)

Reply
avatar